Oleh : Muhammad Yusrizal
Senyumnya
tiada lagi datar
Bergelombang
mengikut rahangnya yang rapuh
Kenignya
tiada lagi licin
Garis-garis
peta menghiasi tiap inci lekukan
Tiga
kaki dan satu tangan yang lusuh
Menopang
tubuh yang lunglai
Tulang
belulang dibalik pembalut yang kumuh
Mengayun
getar dan gontai
Kini
nafasnya tidak lagi seratus
Namun
itu sudah cukup mengsi paru-paru dan pori-porinya
Kini
matanya tidak lagi seratus
Namun
itu sudah cukup menjelaskan potret dirinya di kaca
Raga
yang kian dimangsa usia
Menorehkan
bekas dan cerita dari peradabannya
Namun
semangatnya yang tetap berap-api
Tiada
yang mampu mencuri
Kecuali
bila tuhan memintanya kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar