Oleh : Muhammad Yusrizal
Aku
menyepi disudut ruang kosong nan sunyi
Tubuhku
menggigil bersimbah keringat jagung
Yang
menyembul dari tiap lubang pori-pori
Wajahku
mulai pucat pasi dalam sepi yang tidak
bertepi
Dalam
kesendirian dan kepahitan
Aku
terus merenung dan mencoba melawan
Namun
semakin aku melawan maka semakin ku rasa memberontak
Aku
duduk terhenyak memeluk erat sepasang kaki dan lututku yang bergetar
Mataku
terus terpejam seiring jantung yang memompa sambil berlari
Tiba-tiba
ku dengar suara batinku berteriak
Berdirilah!
Semangat kau telah berkobar
Hadapilah!
Tekad kau telah berkoar
Siapa
yang kau takutkan sobat?
Mereka
sama seperti kau yang punya dua mata dan dua
telinga
Siapa
yang membuat kau terus menunduk dan memejamkan mata?
Mereka
sama seperti kau yang semuanya makhluk ciptaan sang penguasa segalanya
Bangkitlah!
Berdirilah! Hadapilah wahai sobatku!
Kau
tidak dilahirkan dan ditakdirkan penakut
Bangunlah
kau dari ketakutanmu yang menjajahmu
Benamkan
ia dibawah telapak kakimu
Injaklah
dan kemudian buka kedua bola matamu seluas langit terbentang
Baiklah,
baiklah, baiklah! Aku akan coba melawan
Aku
akan membenamkan takut dalam tekad ini
Aku
lelah dengan semua ketakutan ini
Aku
letih dengan semua olok-olok mereka
Aku
menyerah menjadi sang penakut
Aku
akan berhenti menjadi sang pengecut
Saatnya
untuk aku menatap tingginya langit
Membelah
cakrawala seiring jantung yang memompa sambil berjalan
Menatap
kehadapan adalah tujuan
Memandang
kebelakang adalah masa lalu
Jiwa
gemetar yang membuat bibir ini berhenti berucap dan berdebat
Sudah ku genggam dan meledak
Buaarrr......!
Terpisah
berkeping-keping dan melebur
Mencair
kemudian sirna dalam tekad panas yang membara
wah wah wah................
BalasHapusyupzzz
Hapuswah wah wah................
BalasHapusinspirasi bagus.....
BalasHapus