"Sobat MuhyuJasri yang baik hati,,, TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG INI...TULISKAN KOMENTAR SOBAT sebagai bukti telah berkunjung ke blog ini, mohon maaf atas segala kekurangan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat sobat2ku mengambil hikmah didalamnya......"... ^_^

Jumat, 15 Februari 2013

Pantang Mundur Walau ½ Langkah


Oleh  : Muhammad Yusrizal

Jalanan semakin terjal di hadapanku
Kerikil-kerikil runcing senantisa menghujam telapak kaiku yang tiada beralas
Langkah gontai dan loyo ditengah terik matahari
Bercucuran keringat yang mulai membanjiri bajuku yang lusuh
Mulutku menganga menghirup dan melepaskan udara panas disekelilingku
Lidahku mulai menjulur mencari setitik air yang berharap menetes dari langit

Aku sangat dahaga
Matahari begitu bersemangat menantangku berkelahi
Ia mendekat dan terus mendekat setiap kali ku melangkah
Mengikuti kemana saja arahku berpaling mencari tempat berteduh
Manakala angin begitu kikir  memberikan hembusannya
Bersembunyi dan tidur seketika melihat tubuh lunglaiku berjalan


Batinku mulai berontak dan berteriak
Aku lelah, aku butuh hembusan sepoi-sepoi yang menyegarkan
Diamana kau bersembunyi wahai angin?
Berilah sedikit belas kasihan pada tubuhku yang banjir
Dimana rasa ibamu melihat wajah hitamku yang mulai mengkilap

Matahari begitu semangat menantangku
Tertawa memandang langkah lunglai sepasang kakiku
Ingin ku bersandar pada batu besar yang ada disampingku
Tapi aku sadar punggungku akan berasap dan matang

Aku dahaga dari tenggorokanku yang kering
Batinku mulai berontak dan berteriak meminta tetes-tetes hujan
Tidak ada pohon untuk bersandar dan berteduh
Tidak ada perigi ataupun sungai untukku membasahi wajah serta rambutku
Yang ada hanya bebatuan dan kerikil-kerikil tajam yang jadi sahabat kakiku
Kesadaranku perlahan mulai berlari meninggalkanku
Aku terhenyak seperti pemabuk berat yang telah meminum sepuluh botol anggur
Wajahku terhempas, bibir dan hidungku akhirnya merasakan juga ciuman yang keras dan tajam dari kerikil itu

Seketika semangatku kembali memujuk kesadaranku yang mencoba lari
Perjalananku tinggal sepertiga lagi
Aku bangkit dan berdiri membetulkan langkahku
Darah kering melekat di kedua telapak kakiku yang mencoba bangkit
Aku paksakan berdiri menahan bobut tubuhku yang semakin ringan

Aku telah sampai disini dari jalanku yang berliku
Tiada alasan untukku mundur walau setengah langkah sekalipun
Pohon-pohon rindang dan sumber mata air yang sangat jernih itu ada didepan
Aku telah berjalan sejauh perjalanan ini
Rintangan ini tidak akan pernah menyurutkanku
Sampai ajal memisahkan nyawa dengan jasadku
Aku pantang mundur walaupun setengah langkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar