Oleh : Muhammad Yusrizal
Dari
rona wajahmu yang layu
Tersirat
raut kepedihan dan kesedihan yang menyatu
Melihat
kedalam matamu yang sayu
Tersimpan
kesunyian dan sepi yang membaur
Matamu
menatap jauh tanpa tahu batas ujungnya
Dalam
keheningan dan kejenuhan
Seketika
kepahitan menjemput dan membawamu terbang
Kosong,
tiada mampu mengisi pikiranmu yang menghilang tiba-tiba
Ragamu
masih berdiri tegap menatap langit
Seketika
tetesan bening dari matamu yang
sayu mulai membanjiri pipimu
Kosong,
tiada mampu menawarkan imajinasi dan inspirasi
Yang
slama ini slalu menjadi kawan setiamu mengelilingi pikiranmu
Imajinasi
dan inspirasi yang selama ini membuat senyum di bibir
Seketika
semuanya hampa, sirna bersama akar yang berserabut di benakmu
Batinmu merasakan hatimu pupus
Memberi
celah kebohongan dari bibirmu yang mencoba tersenyum
Padahal
kedua bibirmu tiada lagi berdaya membuat tawa
Gejolak
didadamu seakan ingin menjerit
Mengisi
suatu tempat dengan suaramu yang berteriak
Tapi
kamu tidak tahu dimana untuk menumpahkan itu
Tidak
tahu dimana untuk melampiaskan kegelapan dari batinmu
Tidak
tahu pada siapa berbagi sisi hitam yang menggrogoti hatimu
Kau
mencoba terus berlari tanpa memberi tahu apa yang kau cari
Seketika
kakimu tersandung dan kau tersungkur
Seketika
itu juga dua tangan dari arah depan menopangmu
Menahan
tubuhmu yang lesu dengan kedua bahunya
Kau
tidak seharusnya berlari dan terus berlari lagi
Segala
yang kau cari ada disebelahmu yang siap berbagi
Memberikan
harapan dan semangat untuk kembali menantang gelombang
Seketika
tatapan mata yang berujung menghapus derita yang menggelora
Dia
berkata ingatlah! Kau tidaklah seorang diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar