Oleh : Muhammad Yusrizal
Gadis
sang pemalu dengan wajah yang ayu
Suara
yang begitu merdu merefleksi telinga yang mendengarnya
Selalu
menundukkan matanya yang sayu dan bercahaya
Menempelkan
kedua ujung telunjuknya
Rasa
yang bercampur menjadi satu
Ragu,
akan apa yang harus ia lakukan
Semua
jadi terbata dalam wajah yang mulai memerah
Tiada
mampu menatap muka
Ketika
melihat sosok sang idola yang di puja
Walau
hanya sekadar menatap dari balik pohon
yang jauh
Cintanya
bagaikan kapas yang putih tanpa adanya bercak noda
Tiada
pernah berpaling dari hatinya yang begitu tulus
Berdoa
dan berharap si Dia jangan sampai luka dan tersakiti
Si
dia bagaikan raga kedua yang harus di
lindungi
Walau
kekuatannya masih lemah
Akan
tetapi semangat dan tekad meruntuhkan semuanya
Cintanya
ibarat mata buta yang tidak melihat pesona keindahan
Tiada
pernah mempermasalahkan kekurangan
Berbeda
dengan mereka yang hanya bisa melihat kelebihan dan kesempurnaan
Cintanya
adalah satu diantara sejuta wanita
Pesonanya
membawa kedamaian jiwa dan ketentraman hati
Kelembutannya
memberi kehangatan dan kesehatan bagi yang sakit
Ketika
semua wanita mengidolakan sang pangeran pintar nan tampan
Mata
mereka berubah cinta pada sosok dingin yang angkuh dan berbakat
Cinta
mereka memberikan luka dan kesedihan bagi pujaan hatinya yang bodoh
Pujaan
hantinya selalu di pecundangi dan diremehkan oleh semua
Namun
kekuatan cintanya membuat sang idola menjadi besar
Sang
idola adalah pahlawan yang akhirnya merebut hati semua wanita
Tapi
cinta sang idola tetap abadi untuk seorang Hinata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar