Oleh : Muhammad Yusrizal
Mata itu menjadi pelita
ditengah gelap
Mencari dan mencium-cium tanah
Dibalik semak-semak hutan
Keroncongan memanggil makan
Namun jalan masih lengang
Sendiri dalam gulita menyepi
Ia tercecer dari kaumnya
Berjalan, sesekali berlari
menjauh
Tiba-tiba menundukkan kepala
Rendah ketanah meluruskan otot
punggungnya
Iapun tertidur
Hidung menangkap bau
Ketika pagi telah menjelma
Sungut-sungut dihinggap lalat
Mata bulatnya mulai menyala
Ia berdiri meluruskan punggung
Senam pagi memulai hari
Lapar tadi malam belum juga
hilang
Kembali meneruskan langkah
Mencari seonggok daging segar
melintas
Taring runcing masih tersimpan
Mengkilat bercahaya setelah
diasah
Siap menjadi tombak mengoyak
kulit
Taik mata menyumpal
Jauh tatapnya menyusuri semak
hutan
Mengaum memanggil kawan
Kapan akan bersua berpesta
Daging-daging segar menyambut
perut
Dalam diam ia mengintai
Kijang betina muda tersisih
Mencari jalan pulang setelah
tersesat
Harap-harap cemas jadi nyata
Sekali terkaman tanpa sadar
Leher mungil telah ditembus
Terbayar sudah tenaga sehari
(pekanbaru,
2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar