Disana
ku lihat dekat
Rakyat
yang sekarat
Hidup
dalam melarat
Dipelosok
timur hingga diujung barat
Menjerit
bathin dalam membayang pemimpin khianat
Puluhan
juta memberi percaya
Namun
jauh menjalan amanat
Disana
kulihat miris
Jeritan
tangis histeris
Bocah
kerempeng didapur yang tiada berasap
Terangnya
siang terasa gelap
Terhimpit
lapar mengharap nasi sesuap
Tiada
daya ibu yang membujuk dalam dekap
Disana
kulihat tahta
Megah
bertingkat dalam nyata
Gelak
tawa sang kapitalis membahana
Memecah
keca tebal pembatas takdir bahagia derita
Untung
berniaga bak menjajah
Dalam
lembar rupiah demi rupiah
Dolar
demi dolar berjuta dalam berangkas baja
Hingga
deposit bank melimpah ruah
Disana
kulihat aksi
Sana
sini berkibar tulisan menuntut janji
Sang
aktivis
Penyambung
lidah rakyat kecil
Berbuih
mulut namun tiada didengar
Kering
bibir namun tiada dihirau
Panas
menyambar rambut hitam
Keringat
mengurai bercampur debu jalanan
Disana
kulihat sayu mata rakyatku
Berteriak,
kami tiada lagi mampu bertahan
(pekanbaru,2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar