Aku yang terlalu lama membuta
Tak sadar jerih payah mencari
nafkah
Bercucuran peluh menghujani
tanah
Bertahan hidup dari tebal
tipisnya kulit getah
Aku yang terlalu lama ketawa
Tanpa sadar hatiku mati rasa
Tanpa sadar sejuta kiriman doa
tercurah
Dari bibir-bibir yang tiada
pernah punah berharap berkah
Untukku yang slalu saja kalah
Aku yang terlalu lama pekak
telinga
Tiada mendengar sekeliling
bertanya
Menyahut diam sekeliling
menyapa
Abaikan tanggung jawab
diderasnya air mata
Segudang nasehat dibelenggu
tebalnya dinding pustaka
Semuanya karena aku yang
terlalu lama
Hari ini aku ingin segera
siuman
Berhenti bermimpi dalam
halimunan
Siramlah wajahku dengan air
limbah
Tamparlah mukaku hingga
bercucur darah
Genggamlah kerah bajuku dengan
gagah
Hantamlah pipi kananku ke
lumpur tanah
Aku mulai sadar
Itu pantas ku terima
(pekanbaru 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar