Duduk
ngantuk dikursi empuk
Mendongak,
sekali-sekala celetuk
Sebagian
tertunduk
Dalam
senyap angguk-angguk
Mengunyah,
Penganjal lapar menemani perut
Seketika
riuh berujung ricuh
Suara
tinggi menyebar pengaruh
Memilih
antara pilihan
Menerima
atau menolak
Iya
ataupun tidak
Dari
balik meja coklat mengkilap
Sang
para wakil diberi amanat
Penyambung
lidah dari berjuta rakyat
Rapi
setelan jas berdasi
Harum
semerbak minyak wangi
Bergumul
dalam bermacam aromaterapi
Ratusan
singgasana nikmat para politisi
Namun
banyak kosong tak terisi
Panggung
elit peracik konstitusi
Pada
rakyat menarik simpati
Sikut-sikutan
rebutan kursi
Mengumbar
janji menyampai aspirasi
Setelah
bertahta lupa diri
Panggung
dewan terhormat
Mewah
seisi bergema pengeras suara
Sana-sani
berhak bicara
Sang
senior menampakkan kharisma
Dominan
berucap lantang bicara
Sang
pemula memandang resah
Hitungan
menit mulai betah
Seketika
menengadah
Melihat
takjub si gedung megah
Diam
terperangah seakan tiada percaya
Teringat
kemenangan dari ribuan kalah
Yang
diam mulai bosan
Duduk
termenung bingung menggrogoti
Berharap
ketok palu berbunyi
Namun
suasana hujan interupsi
Sekilas
bicara dalam hati
Aduh,,,
masih lama lagi
(pekanbaru
2014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar